Kapten kapal/ Master/ Commandant adalah pemilik kapal, penguasa penuh dan pimpinan tertinggi untuk memberi order/ perintah disuatu kapal. Kapten kapal akan merencanakan dan menjalankan semua rencana pelayaran, memastikan, mempertanggung jawabkan perjalanan itu agar selamat sampai tujuan. Sudah pasti tidak ada seorangpun yang menginginkan akan bernasib buruk seperti halnya yang terjadi pada Kapal Costa Concordia. Apabila semua prosedur emergency telah dijalankan para crew dan awak kapal yang telah terlatih akan secepat mungkin mengarahkan para penumpang/ tamu menuju muster station masing-masing sesuai dengan kode yang biasanya ditulis dengan huruf di life jacket yang telah terdapat dikamar mereka masing-masing. Dengan code huruf di life jacket itulah yang akan membawa mereka menuju muster station yang telah ditentukan untuk sesegera mungkin mereka masuk ke lifeboat/ sekoci penyelamat bila kapten kapal/ Master telah mengumumkan sinyal atau perintah untuk abandon ship.
Biasanya disetiap latihan/ drill exercize yang dilakukan 2 kali dalam 1 minggu, kita para crew diharuskan untuk sesegera mungkin menempati posisi-posisi yang telah ditentukan sebelum tanda sinyal bahaya general emergency dibunyikan. Code/ sinyal yang diberikan kepada crew memang akan lebih cepat beberapa menit daripada sinyal yang diperuntukan buat para penumpang karena kita mempunyai deskripsi tugas agar sesegera mungkin menolong penumpang menuju lifeboatnya. Dibawah ini adalah gambaran step by step life emergency drill.
1. Emergency Signal
Biasanya akan terdengar 7 kali suara alarm pendek diikuti 1 kali alarm panjang/ berulang-ulang. Secepatnya kembali kekamar masing-masing untuk mengambil Life Jacket. Pada saat itu semua elevator akan mati, jadi hanya dengan tangga satu-satunya cara kita dapat lakukan.
Biasanya Life Jacket akan berada diatas ataupun didalam lemari pakaian kamar dan dipintu kamar akan tertera arah tujuan muster station atau Lifeboat dengan code huruf. Segera pakai Life Jacket dan pergi ke deck meeting point yang telah ditentukan. Dalam keadaan tertentu mungkin kita harus merangkak dan mengikuti arah dengan lampu penunjuk yang telah dipasang dibawah dekat lantai guna menuju meeting point yang yang biasanya berada dideck tengah/ deck 6. Untuk penumpang tidak harus khawatir karena disetiap jalan menuju meeting point mereka akan dipandu oleh para crew yang memang bertugas untuk menunjukan arah kemana mereka harus pergi.
3. Meeting Point/ Muster Station
Disinilah penumpang/ crew akan dikumpulkan dan dicheck sekali lagi agar sesegera mungkin mereka
akan dapat masuk ke Lifeboat/ Liferaft sesuai daftar karena kapasitas Lifeboat/ Liferaft yang terbatas.
4. Lifeboat / Liferaft
Kapasitas Lifeboat dan Liferaft yang terbatas membuat kita tidak bisa membawa barang-barang yang kita miliki untuk dibawa. Perbedaan Lifeboat dan Liferaft :
Lifeboat : Lifeboat modern sudah dilengkapi dengan motor dan bisa mengangkut 150 orang, walaupun demikian ada jenis Lifeboat yang masih tetap membutuhkan tenaga manusia untuk melepas pin dikedua sisinya sebelum meluncurkannya kelaut. Dijenis lain yang biasanya digunakan untuk kapal tangker atau cargo, Lifeboat berada dibelakang dan mempunyai landasan untuk melontar/ meluncurkannya agar secepat mungkin menjauh dari kapal karena mungkin material/ muatan yang dibawa kapal tersebut berupa minyak, gas, ataupun barang yang mempunyai kadar bakar/ explosive yang tinggi.
Liferaft : Liferaft adalah perahu karet yang telah berisi gas dan dilipat untuk disimpan/ dimasukan kedalam kapsul yang disegel. Segel ini tidak boleh dibuka oleh crew kapal menurut peraturan SOLAS. Dan setiap 1 tahun sekali Liferaft harus dibawa kefasilitas bersertifikat khusus untuk membuka dan memeriksa liferaft beserta isinya. Liferaft standard hanya bisa mengangkut 25 orang didalamnya.
5. Survival Eguipment
Setelah berada dilaut, biasanya Lifeboat dan Liferaft akan mencoba agar selalu tetap berkumpul/ berdekatan agar lebih mudah ditemukan dan dilakukan pertolongan daripada tercerai-berai. Didalam Liferaft dan Lifeboat sendiri sudah tersimpan survival equipment yang berisi: manual reverse osmosis desalinator (MROD), botol air tawar, paket makanan, kit/ alat memancing, cermin, flare roket dan asap, lampu senter, jangkar laut cadang, kit pertolongan pertama, dayung, baterai cadangan dan bohlam, dan aluminized milar lembar/ selimut ruang/ selimut untuk membantu dalam merawat korban hipotermia. Jadi tidak akan ada perbedaan perlengkapan keselamatan antara Liferaft dan Lifeboat.
6. Berdoa
Hal terburuk yang mungkin terjadi bila semua survival equipment sudah habis digunakan, saatnya kita berdoa agar sesegera mungkin seseorang datang menolong kita.
Kapal Pesiar modern telah dibuat dan ditunjang peralatan didukung sistem yang canggih untuk pembuatan badan kapal ataupun sistem navigasinya. Keselamatan adalah hal utama yang paling dikedepankan. Faktor human error memegang 80% kesalahan yang terjadi, sementara 20% lainnya dibagi antara faktor teknis dan alam. Seorang Kapten atau Nahkoda kapal adalah orang terakhir yang harus meninggalkan kapalnya setelah memastikan bahwa sudah tidak ada penumpang/ crew yang masih berada didalam kapal, dengan kata lain seorang Kapten/ Nahkoda harus rela mati demi memastikan semua muatannya ( manusia) selamat.
No comments:
Post a Comment